Medinafm (Garut) – Musik dangdut kini semakin digemari mulai dari orang dewasa, remaja hingga anak-anak. Bahkan genre musik ini mulai diminati di luar Indonesia. Ajang pencarian bakat menyanyi dangdut pun melahirkan banyak penyanyi baru yang menghiasi musik dangdut Indonesia. Salah satunya adalah Yofi Amilas juara Runner Up KDI 5 di tahun 2008.
Wanita asal Bengkulu kelahiran 20 Mei 1989 ini, sudah menyukai dunia tarik suara sejak kecil. Lahir ditengah keluarga yang suka musik, Yofi Amilas sering diajak menyanyi oleh sang ayah yang memiliki grup orkes musik yang tampil dari satu panggung ke panggung lainnya. Nama Yofi Amilas di kota kelahirannya pun sudah cukup dikenal.
Berbagai perlombaan menyanyi pun pernah dilalui Yofi, hingga mencoba peruntungannya di panggung KDI (Kontes Dangdut Indonesia) yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. “Saat ikut KDI itu juga sebuah perjuangan yang panjang yah buat aku. Pertama aku ikut di KDI 2 tapi enggak lolos, hanya sampe 50 besar. Di KDI 3 aku ikut lagi dan tidak lolos sama sekali. Lalu aku ikut lagi di KDI 5, Alhamdulillah lolos sampe ke Jakarta dan aku bisa sampai ke juara Runner-Up 1”, ucap Yofi.
Di tahun 2012, Yofi sudah pernah merilis single pertama karya ciptanya sendiri yang berjudul “Perih Relung Ini”. Setelah itu, Yofi sempat vakum dari dunia menyanyi selama 5 tahun. Kemudian di tahun 2019, Yofi kembali bernyanyi dan bergabung dibawah naungan label Justsquare Music dan merilis single terbarunya yang kembali diciptakan sendiri oleh Yofi, yang berjudul “Hati Dalam Asmara”.
“Lagu ini bercerita tentang perasaan yang terpendam, tentang rasa diam-diam suka terhadap seseorang dan ternyata dia juga memiliki perasaan yang sama. Dan ini adalah kisah nyata dari kehidupanku. Seolah aku bercerita kepada dia bahwa ini loh perasaanku. Untuk mendapatkan kamu itu, banyak yang aku lakukan dan semuanya aku tuangkan di lagu ini”, jelas Yofi tentang isi lagu ciptaannya ini.
Kepiawaian Yofi Amilas dalam menulis lagu, rupanya sudah dimulainya sejak tahun 2007 saat dirinya tergabung dalam sebuah band bersama teman-temannya. Berbagai inspirasi didapatnya dalam menciptakan lagu, baik dari pengalaman pribadi ataupun dari cerita temannya. “Aku buat lagu biasanya dari cerita diri sendiri atau orang-orang di sekitar saya. Atau misalnya lagi senang akan sesuatu atau sedang senang berada dalam suatu suasana, biasanya itu jadi inspirasi saya untuk menulis lagu. Proses bikin lagunya juga macam-macam, kadang ada yang bisa jadi hari ini juga atau ada yang berhari-hari. Tapi biasanya aku enggak lama-lama sih kalo bikin lagu”, ujar Yofi.
Yofi yang juga mahir bermain keyboard ini, mengaku banyak terinspirasi oleh lagu-lagu dangdut klasik dan lagu India. “Aku tuh suka lagu-lagu jadul yah. Inspirasi ku lebih banyak kepada lagu-lagu di tahun 80-an, lagu-lagu Hindustan/India atau Arabian. Aku kalo bikin lagu biasanya memang inspirasinya kesana karena aku suka banget lagu-lagu India”, tutur Yofi tentang inspirasi bermusiknya.
Untuk proses pembuatan lagu Hati Dalam Asmara ini, Yofi harus melewati proses yang tidak sebentar. Walaupun Yofi menciptakan lagu ini hanya dalam waktu 1 hari, tapi rupanya cukup memakan waktu di proses rekamannya.
“Setelah aku buat liriknya, aku di bantu Mas Anthon Gholock yang buat musiknya. Yang cukup memakan waktu itu di proses mixing dan recording karena sempat berulang-ulang. Kesulitan lainnya mungkin pada mood menyanyikan lagu ini. Sebenarnya ini lagu enggak sedih tapi romantis. Karena kalo dengar awal lagunya kesannya lagu ini sedih banget, aku harus merubah suasana lagu ini dari mellow ke suasana yang lebih romantis. Agak sedikit sulit karena feel-nya tuh susah banget, tapi setelah aku dengarkan beberapa saat dan setelah ditambahkan instrumen suling dan lain-lain. Akhirnya aku bisa membawakan dengan penjiwaan yang tepat, karena lagu ini kan memang sebenarnya bukan tentang kesedihan melainkan tentang perasaan bahagia”, ucap Yofi.
Meski cukup lama tak mengeluarkan karya, Yofi Amilas berharap agar lagu ini dan kehadirannya di blantika musik dangdut Indonesia bisa kembali diterima oleh masyarakat. Karya-karyanya bisa mendapat apresiasi dan tempat dihati dan telinga penikmat musik dangdut.
“Mungkin akan ada yang bilang karya ku biasa saja. Soal booming atau tidak, aku kembalikan kepada pencinta musik Indonesia. Yang jelas, aku ingin terus berkarya dan lebih berkembang lagi. Proses belajar itu tidak boleh berhenti, harus terus bisa memperbaiki diri lebih baik lagi dalam hal apapun. Dan sebagai seniman aku tidak boleh cepat puas dan harus terus bikin karya. Tidak booming pun, tidak apa-apa… yang penting orang bisa menikmati laguku hingga suatu saat nanti aku bisa bercerita ke anak cucu ku nanti, ini lah hasil karya ku yang ku buat dengan sepenuh hatiku”, tutup Yofi. (*)