Medinafm (Garut) – Jika kita Kembali menengok kebelakang perjalanan Karier The King Of Dangdut Rhoma Irama, tentunya tak semudah membalikan telapak tangan untuk mendapatkan kesuksesannya. Berbagai rintangan dan pahit manis perjuangan dalam meniti karirnya dilewati dengan penuh keyakinan hingga sukses seperti saat ini.
Rhoma Irama mulai bernyanyi sejak usia 11 Tahun, karir profesionalnya mulai dari band Gayhand Tahun 1963, berpindah kedalam grup Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 11 Desember 1970 mulai berkibar. Berbagai penghargaan pun telah Rhoma Irama dapatkan, baik dalam karir musik, film dan kegiatan/aktivitas lainnya.
Rhoma Irama dikenal sebagai pencipta lagu dengan lirik yang romantis dan juga penuh kritik yang sarat akan pesan moral. Di antara banyak lagu ciptaannya, tak sedikit yang mengandung diksi-diksi alam yang digubah dengan cara yang romantis yang membuat pendengarnya merenung. Salah satu contohnya adalah lagu berjudul Anak Kera yang di release pada Tahun 1974 dalam album dangdut dan lagu ini akan Kembali di Recycle dengan nuansa musik yang berbeda dan di rubah judulnya menjadi “ANAK KERA JENAKA”.
Dalam lirik lagu Anak Kera Jenaka, kita akan menemukan pesan yang menggugah bahwa tempat terbaik bagi anak kera adalah hutan. Kita juga patut belajar dari nelayan yang menolong anak kera tersebut, si nelayan tak mengambil anak kera itu untuk dipelihara, juga ia tak membunuhnya, tapi menyelamatkannya serta membawanya ke habitat aslinya. Tentunya lagu ini cocok sebagai pesan kritik di saat perdagangan satwa liar kian marak, lagu ini bisa jadi renungan sekaligus tamparan bagi pelaku perdagangan liar satwa.
Dengan kembali di release-nya lagu Anak Kera Jenaka ini, tentu harapan besarnya adalah pesan moral dari lagu ini bisa tersampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia dan bisa di implementasikan dalam kehidupan, agar alam serta isinya yang dititipkan Tuhan kepada kita (manusia) bisa dijaga sebaik baiknya. (*)