Medinafm (Garut)– Group band yang dimotori oleh tiga sahabat, Dodo (vokal), Ciko (bass), dan Yugo (gitar), dari waktu ke waktu semakin menunjukan keseriusan mereka dalam bermusik. Perjalanan panjang selama sepuluh tahun terakhir, membuat SINJO semakin mantap dalam menjajaki industri musik tanah air. Kiprah tersebut dapat dilihat melalui single terbaru mereka, “Dirimu Di Ragaku.”
Tidak ada usaha yang mudah. Begitupun ketiganya dalam membangun SINJO. Jatuh bangun, bahkan sampai hampir putus asa, pernah mereka jalani. Sampai akhirnya kerja keras mereka membuahkan nasib baik dengan bergabungnya mereka di POPS Musik yang masih satu payung dengan Aquarius Musikindo.
Sebagai langkah awal, sebuah single berjudul “Sedang Sekangen-Kangennya” yang disingkat “S.S.K” pun dilepas ke pasar musik tanah air. Single tersebut menjadi sebuah afirmasi bagi SINJO memulai kiprah mereka di industri musik tanah air.
Malang melintang selama sepuluh tahun di dunia musik, membuat SINJO semakin terasah. Semua tergambar jelas melalui single kedua kali ini. Masih mengadalkan lirik yang lugas dan mudah dicerna, “Dirimu Di Ragaku”, menyajikan tema yang berbeda dari lagu sebelumnya.
Pada “S.S.K,” nuansa pop terasa lebih kental namun kini pada “Dirimu Di Ragaku,” cengkok Melayu yang mendayu terdengar dominan. Namun, ketiga personil SINJO kompak menyebutnya dengan Pop Asyik ala SINJO. “Kami sering membawakan lagu dengan tema rock, namun untuk kali ini benar-benar menjadi tantangan baru untuk kami. Proses rekamannya juga cukup unik. Dodo benar-benar dibikin drop, sampai sakit, supaya dapat kesan sengau, efek flu, gitu. Baru, deh, take vocal. Ternyata tujuannya agar dapat nuansa sedihnya,” ujar Ciko.
Dari awal tantangan yang mereka sadar hadapi adalah betapa tidak mudahnya membawakan lagu dengan nuansa Melayu ini, terutama bagi Dodo. Dirinya bahkan sempat mempelajari berbagai cengkok Melayu dari beberapa daerah di tanah air. “Cukup sulit awalnya. Saya sampai belajar apa itu cengkok Melayu Sumatera, Minang, Medan. Akhirnya, jadilah Melayu SINJO. Ternyata memang cukup sulit, Jangan pernah meremehkan sebuah lagu, terutama yang bercengkok Melayu,” ungkap Dodo.
Hal ini pun dibenarkan oleh Yugo, sang gitaris. Dirinya merasa bangga dengan pencapaian dengan berhasilnya mereka menghadirkan single ini. “Saya bangga banget karena kami belum pernah se-Melayu ini. Mencari soulnya sulit banget.”
Lagu ini semakin kuat musikalitasnya karena di belakangnya ada nama-nama besar seperti Andi Bayou yang menyusun aransemen lagu dan Indra Qadarsih yang melakukan proses Mastering lagu ini.
Menariknya, sekilas lagu “Dirimu Di Ragaku” terdengar seperti ungkapan cinta kepada seorang kekasih. Namun jika disimak lebih dalam, lagu ini sebenarnya bercerita tentang cinta seorang Ibu kepada anaknya yang kekal dan tidak pernah mati. Seorang Ibu yang selalu ada untuk anak-anaknya. “Tema lagu ini universal, namun kali ini kami ingin menceritakan tentang kasih sayang seorang Ibu yang tak pernah padam kepada anaknya. Seorang Ibu yang tidak akan pernah berpaling senakal apapun anaknya. Hanya seorang Ibu yang bisa menerimanya kembali,” ungkap Yugo.
Sebuah nilai tambah pada lagu ini, liriknya pun diciptakan oleh ibu dari Dodo, vokalis SINJO. “Dalam menciptanya lagu, biasanya kami selalu meminta pendapat dari orang-orang di sekeliling kami, curhatan fans, cerita mereka. Salah satunya saya minta ke Ibu, dan jadilah lirik ini.” Kata Dodo.
Single terbaru ini, SINJO persembahkan bagi para Ibu di seluruh Indonesia yang selalu memberikan support kepada anak-anaknya tanpa henti. Harus diakui jika sosok Ibu adalah yang paling berjasa untuk karir SINJO selama ini. “Pesan kami, jangan menyepelekan kasih sayang seorang Ibu. Sebandel-bandelnya seorang anak, Ibu tidak pernah menolak anaknya. Cinta yang Kekal dan abadi itu hanya cinta seorang Ibu,” ujar ketiganya kompak.
“Lagu ini kami persembahkan spesial untuk Ibu, bahkan video klipnya juga dibuat konsep tentang pengorbanan seorang Ibu sampai anaknya berhasil. Spesial banget pokoknya. Tanpa Ibu, kita tidak bisa jadi apa-apa,” ucap Dodo.
SINJO, band yang mempunyai identitas dan genre musik sendiri. SINJO mempunyai ciri khas dengan lirik yang menggunakan bahasa ‘prokem’ alias bahasa sehari-hari namun simple dan mudah dipahami dan sarat arti. SINJO yang mempunyai arti ajakan untuk kebaikan, yang karya-karyanya selalu membawa kebaikan bagi pendengar musiknya. Satu lagi keunikan dari SINJO adalah slogan yang selalu mereka usung, yaitu “Yoskay!” yang merupakan kepanjangan dari ‘Yes’ and ‘Okay.’
Sepuluh tahun SINJO berkarya, semua kerja keras yang dihasilkan merupakan berkat iringan doa Ibu. Kerasnya hidup yang mereka jalani, akan berujung untuk satu tujuan untuk pulang ke Ibu. Kini, di tahun ke sepuluh, SINJO semakin mantap dalam menjalani karirnya dan akan terus berkarya dan memberikan kontribusi terbaik bagi musik Indonesia. (*)