“Ya, masih tentang kerinduan dan belum selesai dengan kerinduan. Ternyata rasa rindu yang kental itu ada. Rasa rindu yang selalu kita temulan setiap hari lewat kegiatan, kecintaan terhadap apa yang kita lakukan. Lalu keyika kita bisa membagi ketulusan ke orang lain, kerinduan itu terus menerus menjadi energi. maka dari itu selalu ada rasa ingin pulang lagi ke situ” Pusakata ketika ditanya tentang tema dari Lagu Pesisir.
Judul Lagu Pesisir terasa sangat yang lekat dengan laut sebab lagu ini di ilhami dari suara ombak di Kota Luwuk Banggai, seorang nelayan di Wakatobi, dan sebuah keluarga suku Bajo yang ditemuinya di Pulau Tinalapu. Pusakata sengaja merekam suara ombak dan memasukanya ke dalam lagu.
“Kenapa saya merekam suara ombak di Lagu Pesisir, Karena nilai Filosofinya. Dalam setiap hempasan ombak, ada yang datang dan yang pergi. ada hal yang berat sekaligus ringan bersamaan ketika diantarkan pergi. Mungkin berat melepaskan, tapi nanti suatu hari semua itu akan kembali. Energi inilah yang dibagi lewat Lagu Pesisir”.
Bagi Pusakata, Lagu Pesisir juga menyiratkan sebuah pesan tentang kerelaan, “Bahwa ketika kita siap melepas, saat itu juga ada kepastian kita akan meraih sesuatu. Masalahnya hanya satu, maukah kita menunggu? saat menunggu itulah kita bisa menemukan diri kita rela bersabar atau tidak jika rela maka di situlah letak kemenangan kemenangan melampui Rindu”.
Lagu Pesisir sudah dapat dinikmati melalui cakram ganda album Dua Buku Pusakata dan tersedia di kanal kanal digital. (*)