Medinafm (Garut) – Tidak membiarkan penggemarnya terlalu lama menunggu, Judika Nalon Abadi Sihotang atau yang lebih dikenal dengan nama Judika, bersama Sony Music, siap merilis single terbaru berjudul “TAK MUNGKIN BERSAMA”. Lagu ini pertama kali diperkenalkan kepada publik saat musisi kelahiran 31 Agustus 1978 ini menyanyikannya di babak final Indonesian Idol X.
Lagu ini ternyata telah diciptakan Judika sejak sembilan bulan yang lalu atas permintaan sang istri, Duma Riris Silalahi.
“Waktu itu, Duma minta dibuatkan lagu tentang sahabatnya yang ditinggal pacarnya dan memilih wanita lain, ternyata wanita lain itu adalah temannya sendiri. Jadi, lagu ini menceritakan sakitnya ditinggal orang tercinta atau kehilangan dengan berbagai alasan. Ada yang ditinggal untuk selamanya, ditinggal karena perbedaan, ditinggal karena orang ketiga, dan lain-lain.” Ujar Judika.
“TAK MUNGKIN BERSAMA” menggambarkan rasa sakit dan ketidaksiapan saat kita ditinggalkan. Kita tentu bertanya-tanya apa alasannya karena belum bisa menerima keadaan itu.” Meski belum beredar secara resmi, namun lagu ini bisa didengarkan di kanal Youtube Keluarga Cemana dalam episode “Berantem Gara-Gara Lagu”.
Judika mengaku bahwa pengerjaan lagu ini tidak butuh waktu yang terlalu lama. “Hanya butuh dua jam untuk menciptakannya. Rekaman, mixing, dan mastering pun hanya butuh waktu satu minggu,” jelasnya. Dalam pembuatan single “TAK MUNGKIN BERSAMA”, penyanyi yang pernah menjajal dunia akting di beberapa film ini menangani komposisinya dan dibantu Ryo Fryandh Sihotang dari segi aransemen.
Dari segi aliran musik, Judika masih setia dengan pop balada. “Yang aku prioritaskan dalam lagu ini adalah liriknya yang menurutku cukup ‘dalam’. Karena itu, musik di sini harus bisa mendukung lirik-lirik yang dinyanyikan. Lagunya sendiri penuh emosi yang naik-turun sehingga musiknya juga aku buat mengikuti semua emosi yang ada di lagu ini. Aku ingin pesan dari lagu ini semua tersampaikan dan tidak bertabrakan dengan aransemen musiknya. Jika memilih genre lain, bisa jadi pendengar akan kurang fokus dalam memaknai liriknya.” punkasnya. (*)