Medinafm (Garut) – Genre pop-melayu pernah booming di Indonesia lewat band-band seperti ST12, Armada, D’Bagindaz, Radja, dan masih banyak lagi. Meski kini sudah jarang terdengar lagu-lagu pop lokal bernuansa melayu, namun itu tidak mematahkan semangat Yoko untuk merilis single bergenre pop-melayu melalui “Jodohku”.
Pria bernama lengkap Tri Hono ini lahir di Cilacap, 13 Maret 1994. Kecintaannya pada musik telah muncul sejak masih duduk di kelas 3 SD dengan berlatih bermain gitar. “Untungnya, orangtuaku mendukung dengan membelikan gitar. Aku pun mulai belajar menulis lagu sejak SMP. Mengarang lagu dan mencari inspirasi dari kejadian sehari-hari. Tapi, saat itu, lirik lagu yang aku buat kebanyakan hanya berakhir menjadi puisi,” kenangnya.
Jalan hidup rupanya berhasil membawa Yoko mewujudkan mimpinya menjadi seorang penyanyi dan musisi. Peluang tersebut muncul saat ia dimintai tolong salah seorang temannya untuk mengisi vokal pada demo lagu yang dikirimkan ke Sony Music.
“Waktu itu, ada teman yang meminta bantuan saya mengisi vokal untuk demo lagu yang mau dikirim ke Sony Music. Aku bantu mengisi vokal lagu yang pertama. Ternyata, lagu tersebut direspon baik oleh pihak label. Mereka kemudian meminta dikirimi lagu kedua, ya “Jodohku” ini. Awalnya, yang menyanyikan lagu ini bukan bukan aku, tapi temanku. Namun, dari Sony Music ingin vokal dari lagu pertama yang dipakai untuk menyanyikan “Jodohku”. Singkat cerita, aku dan pihak label bertemu dan kami pun memutuskan untuk bekerja sama dengan merilis lagu ini sebagai single pertamaku.” Jelas Yoko.
Karena nyaman saat menyanyikannya, Yoko mengaku bahwa proses pembuatan “Jodohku” tidak memakan waktu lama. “Proses dari mulai pembuatan lagu hingga akhirnya rilis jadi single ini tidak memakan waktu yang lama. Dalam waktu satu bulan, sudah jadi karena lagunya sederhana, tapi punya energi yang luar biasa,” papar pengagum Judika, Fiersa Besari, Cakra Khan, dan Charlie Van Houten ini. Seperti lagu-lagu cinta lain, ia pun mendapat inspirasi dari kondisi di sekitarnya.
“Aku terinspirasi dari teman atau saudara yang patah hati, putus cinta, ditinggal pacarnya, ditinggal nikah. Banyak cerita cinta yang sedih. Menurut aku, lagu inilah yang cocok untuk mewakili perasaan mereka. Buat para jomblo yang sedang dalam penantian atau teman yang gagal dalam menjalin cinta.” ujar Yoko.
Tidak hanya Yoko yang bangga dengan rilisnya single pertama ini, orang-orang terdekat pria penyuka lagu bergenre pop-melayu ini juga sangat mendukung mimpinya untuk berkarier di bidang musik. juga bersyukur karena keluarga, saudara, dan teman-temannya semua mendukung mimpinya dalam bermusik.
“Orangtuaku sangat mendukungku untuk berkarier di dunia musik. Kakak dan saudara-saudaraku di daerah juga memberikan dorongan dan semangat agar aku terus berkarya.” Tambahnya.
Lalu, apakah ia tertarik untuk mencoba genre lain di luar pop-melayu atau malah mengawinkan genre ini dengan genre-genre musik lain?
“Mungkin suatu saat, aku mau mencoba genre lain. Tapi, untuk sekarang, aku sedang suka dan nyaman bernyanyi dengan genre pop melayu. Karena bagiku, dalam bermusik itu yang terpenting adalah aku nyaman dan menjiwai saat bernyanyi.” pungkas Yoko (*)