Medinafm (Garut) – Sudah genap satu tahun berlalu sejak Nidji mengawali babak baru perjalanannya. Dengan Yusuf Ubay sebagai vokalis baru, sekstet pop asal Jakarta tersebut terus berjalan dengan semangat baru yang melahirkan karya baru dan meningkatnya kembali frekuensi pertunjukan yang memperkenalkan mereka ke pendengar-pendengar baru pula.
Setelah merilis tiga lagu untuk berbagai proyek soundtrack film dan kompilasi di tahun 2019, kini formasi baru Nidji yang beranggotakan Ariel Harsya (gitar), Ramadhista Akbar (gitar), Andro Regantoro (bas), Randy Danistha (keyboard), Adri Prakarsa (drum) serta Ubay mempersembahkan single terbaru berjudul “Wadoow” yang akan hadir di berbagai layanan musik digital pada 20 Februari 2020.
Dengan musik ciptaan Randy dan lirik oleh Randy juga bersama Ariel, “Wadoow” yang bertempo sedang ini tercipta di tahun 2018 ketika Nidji sedang melalui masa transisi sebagai NEV+ atau Nidji Electronic Version Plus, di mana mereka membawakan lagu-lagu lama Nidji dengan aransemen musik elektronik bersama berbagai vokalis tamu. Suara salah satu vokalis tamu tersebut, Dea Dalila, bahkan dapat didengar di rekaman lagu ini yang dikerjakan di Stevesmith Studio dan Bro’s Music Studio, dengan Ariel bertindak sebagai produser dan Heston Prasetyo sebagai co-producer. Instrumen string turut memperkaya lagunya, sebelum akhirnya dilengkapi oleh Ubay.
Lagu “Wadoow” sendiri menggambarkan situasi di mana pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu hubungan menyadari bahwa mereka sudah tidak bisa bersama lagi, tetapi masih berharap bisa menghormati sejarah dan kenangan yang mereka miliki bersama. Jika situasi ini terdengar seperti terinspirasi oleh apa yang dialami Nidji beberapa tahun lalu, mereka tidak menyangkalnya. Namun “Wadoow” tidak bermaksud menyalahkan siapa pun, dan justru menyuarakan pentingnya rekonsiliasi.
“Lagu ini membawa semangat bahwa apa pun perselisihan yang terjadi, kita tetap harus melanjutkan kehidupan yang saling berteman,” katanya. “Walaupun ketika perpecahan baru terjadi ada proses belum bisa langsung selega itu, jangan sampai membiarkan hal-hal yang menimbulkan perpecahan.”
Singkat kata, lewat “Wadoow” Nidji ingin menegaskan kalau mereka masih ada, masih produktif berkarya, dan masih relevan. Selain untuk menggembirakan Nidjiholic, para penggemar band ini, terus berjalan setelah menghasilkan lima album juga adalah konsekuensi dari jalan yang dipilih Nidji sejak awal berdiri 18 tahun lalu. “Langkah menjadi musisi sudah menjadi pilihan yang tidak biasa,” kata Randy. “Jadi jauhi terbawa perasaan berlebihan dan selalu ingat apa yang sudah kami bangun berdarah-darah bersama.” (*)