Medinafm (Garut) – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-4 Tingkat Kabupaten Garut dilaksanakan di lapangan Sarana Olahraga Ciateul Kec.Tarogong Kidul Kab. Garut, Selasa, 22 Oktober 2019.
Hadir dalam kegiatan itu Bupati Garut H Rudy Gunawan selaku Inspektur Upacara, Wakil Bupati H Helmi Budiman, Kapolres Garut AKBP Dede Yudi Ferdiansah, Dandim 0611 Letkol Inf. Erwin Agung Teguh Wilyono, Ketua MUI Sirojul Munir, Ketua Baznas Garut Rd H Aas Kosasih, Jajaran pengurus Nahdatul Ulama (NU) Garut, para kepala SKPD, serta tamu undangan.
Dalam sambutannya Bupati Garut mengatakan, kiprah Santri telah teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. Santri berdiri paling depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman. Pada tahun 1936 sebelum Indonesia merdeka kaum santri menyatakan nusantara sebagai Darussalam.
Bupati Rudy Gunawan menambahkan selepas reformasi kaum santri menjadi bandul kekuatan moderat sehingga perubahan konstitusi tidak melenceng dari UUD 1945 bahwa NKRI adalah negara bangsa bukan negara agama, bukan negara suku yang mengakui seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa diskriminasi berdasarkan Suku, Ras, Agama & Golongan.
”Pernyataan ini perlu diungkapkan untuk meninsyafkan semua pihak termasuk kaum santri sendiri tentang saham mereka yang besar dalam berdiri dan tegaknya NKRI. Tanpa kiprah kaum santri dengan sikap-sikap sosialnya yang moderat (Tawassuth), toleran (Tasamuh), profesional (Tawazun), lurus (I’tidal) dan wajar (Iqtishad), NKRI belum tentu eksis sampai sekarang” paparnya.
Untuk itu sambungnya, hari santri ini perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang ber sintesis dengan keagamaan spirit ” Nasionalisme Bagian Dari Iman ” (Hubbul Wathon Minal Iman) perlu terus kita gelorakan di tengah arus Ideologi Fundamentalisme agama mempertentangkan Islam dan nasionalisme.
”Islam dan ajarannya tidak bisa dilaksanakan tanpa tanah air, mencintai agama mustahil tanpa berpijak diatas tanah air, karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan. Hari santri juga harus digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhanaan, asketirme dan spiritual yang melekat sebagai karakter kaum santri” tutur Bupati.
Lanjutnya, etos ini penting di tengah merebaknya korupsi dan narkoba yang mengancam bangsa Indonesia.
”Korupsi dan narkoba adalah turunan dari materialisme dan hedonism, paham kebendaan yang mengagungkan uang dan kenikmatan semu. Singkatnya santri harus mengemban amanah kalimatul Haq berani mengatakan ” Ya ” terhadap kebenaran walaupun orang mengatakan ” Tidak ” dan sanggup menyatakan ” Tidak ” pada kebatilan walaupun semua orang mengatakan ” Ya “. Itulah karakter dasar santri yang Bumi, Langit dan Gunung tidak berani memikulnya sebagai ditegaskan dalam surat Al-Quran Al-Ahzab ayat 72”. Pungkasnya (*)